Marhaban Yaa Ramadhan

Alhamdulilllah, tahun 1433 ini kita masih diberikan kesempatan emas oleh Allah SWT untuk bertemu kembali dengan bulah suci Ramadhan. Terkadang kita lupa akan arti, fungsi dan faedah dari bulan nan mulia ini. Jika saja kita benar-benar mengamalkan segala sesuatu yang telah disampaikan para khotib/pengisi kultum setiap kali Ramadhan, tentunya semakin bertambah usia semakin bertambah pula keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

 

image source : http://wegaclubban.files.wordpress.com/2010/08/sms-ucapan-puasa-ramadhan-1431-h.jpg

 

Bayangkan, berapa umur kita? Berapa kali sudah kita kedatangan bulan Ramadhan yang suci ini? Seharusnya, angka itu merupakan angka peningkatan ketaatan kita untuk beribadah kepada-Nya. Namun apa yang terjadi? Setiap kali Ramadhan datang, kita seperti belum pernah bertemu dengannya sekalipun. Awalnya ibadah amaliyah kita begitu rajin, kemudian semakin hari semakin merosot dan akhirnya seperti hilang dihempas badai.

 

Inilah yang menurut saya perlu kita benahi. Seiring seringnya kita bertemu dengan  Ramadhan, kita harus semakin menjadi insan yang mulia dan sebisa mungkin tetap menjalani ibadah-ibadah sunnah selama bulan Ramadhan setelah Ramadhan berlalu.

 

Semoga kita dirahmati dengan kedatangan Ramadhan tahun 1433 ini. Amin.

 

 

Read More

Hari-hari Ramadhan terus berlalu. Tak terasa, kita sudah hampir meninggalkan sepuluh hari pertama dalam bulan nan suci ini. Dalam benak saya, muncul pertanyaan-pertanyaan : Dari sekian hari Ramadhan berlalu, adakah puasa kita yang "bolong"? Sudah berapa juz-kah kita baca Al-Qur'an? Berapa banyak fakir miskin yang sudah kita sedekahi? Apa yang sudah kita lakukan dalam rangka "Birrul Waalidain"? Sudah cukupkah pahala yang kita kumpulkan untuk menutupi dosa-dosa yang telah kita perbuat?
Misal umur kita 20 tahun, saya pikir dosa kita bisa mencapai bilangan lebih dari 10 tahun, mungkin 13 atau 15 tahun kita berbuta dosa.

Bayangkan!

Jika umur kita sekarang adalah 20 tahun, berarti terhitung kurang lebih 13-16 kali kita bersanding dengan bulan Ramadhan (dalam artian sambil berpuasa tentunya). Lantas, kalau kita berbicara tentang "mati", pada umur berapa kita akan mati? 50? 75? 80? 60? 35? atau mungkin besok? Kita tidak tahu kapan pastinya kita akan mati. Namun apakah lantas kita berleha-leha dan bersantai ria menikmati hidup yang kita tidak tahu kapan akan berakhir? Tidak!!!

Karena ketidak tahuan kita akan mati, seharusnya itu memotivasi diri kita sendiri untuk terus beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta'ala, agar jika pada saatnya tiba, kita sudah siap dengan semaksimal mungkin pahala dan seminimal mungkin dosa yang telah kita peroleh dari kesempatan hidup yang Allah subhaanahu wa ta'ala berikan kepada kita.

Apalagi di bulan yang semua pintu pahala dibuka selebar-lebarnya. Kita harus senantiasa beribadah dalam rangka menambah saldo pahala yang kita punya. Sehingga, nantinya kita tidak akan defisit akan dosa.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits-nya "Carilah akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok; dan carilah duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya."

Wallahu a'lam bis showab.   

Read More